Pages

Monday, May 18, 2015

Review: Sophie Jordan - Surrender to Me [The Derrings #3]

Surrender to Me
Sophie Jordan

Seri: The Derrings #3
Penerbit: Elex Media Komputindo
Penerjemah: Ine Milasari Hidajat
Genre: Historical Romance
Astrid sudah kehilangan segalanya...

Tragedi mengerikan meninggalkan Astrid dalam kesendirian, tanpa uang dan tanpa pelindung. Hanya ada satu jalan yang dapat memulihkan nama baiknya. Perjalanan ke Skotlandia untuk bertemu dengan suaminya yang lama menghilang. Tapi itu tidak mudah. Perjalanan itu akan mempertemukan Astrid bukan hanya dengan bahaya yang mengancam nyawanya, tetapi juga dengan pria tampan yang terbukti akan menjadi ancaman terbesar bagi kebekuan hatinya.
Buy book at : Gramedia


How they met...
Astrid harus menggagalkan usaha Bertram untuk menikahi seorang wanita dan itu artinya dia harus menempuh jarak yang lumayan jauh untuk ke Skotlandia. Di tengah perjalanan, kereta Astrid diserang oleh para bandit dan muncullah Griffin Shaw yang menyelamatkannya.

Merasa bertanggung jawab atas luka yang dialami Griffin karena melindunginya, Astrid memutuskan membawa pria itu ke penginapan dan merawatnya.

and the problems begin...
Setelah luka Griffin membaik, Astrid memutuskan untuk menemui suaminya. Pertemuannya tidak berjalan dengan baik, malah membuat dirinya kini dikejar-kejar sebagai buronan. Dan Griffin sekali lagi muncul sebagai penyelamatnya. Bersama-sama mereka melarikan diri menuju Edinburgh.

Ketertarikan di antara keduanya memang sudah ada sejak awal dan Astrid mati-matian menolak ketertarikan tersebut. Dalam pelarian tersebut, mereka disergap oleh klan Gallagher. Kekeraskepalaan Astrid yang tak mau berbohong bahwa Griffin adalah suaminya, membuat Astrid ditangkap dan diboyong ke tempat Gallagher. Marah dan dalam keadaan terluka karena dipukuli oleh pengikut Gallagher, Griffin sekali lagi pergi untuk menyelamatkan Astrid.

Tapi kali ini, penyelematan tersebut, Griffin akan membuktikan ketertarikan mereka berdua. Dia tidak akan melepaskan Astrid sampai wanita itu mengakui bahwa Astrid menginginkan Griffin.

Permasalahan dalam Surrender to Me bukan hanya sebatas culik-menculik, tapi kalau aku ceritakan, jadi spoiler =P

About Surrender to Me
Sedikit masukan terkait cover sebelum memasuki review cerita, gambar wanita di cover buku ini kurang mencerminkan karakter Astrid. Satu, rambut Astrid berwarna madu, yang artinya warnanya kurang lebih seperti pirang, tapi agak gelap kali ya? Bisa lihat di sini contohnya: http://www.latest-hairstyles.com/color/blonde/honey.html).  Tapi di cover ini berwarna cokelat tua yang kemerah-merahan. Dua, warna kulit Astrid itu seputih susu, di sini berwarna coklat seperti orang latin. Tiga, bajunya kayak wedding dress ya? Apakah zaman dulu gaun pernikahan sudah seperti itu? Btw, ini sedikit kan? Hahahahahahaha....

Oke, sekarang tentang Surrender to Me. Yang pertama kali aku sadari ketika selesai membaca buku ini adalah ceritanya sebenarnya termasuk pendek dibandingkan HR lainnya. Alurnya yang cepat juga membuatku membaca buku ini dengan cepat.

Yang aku kurang suka adalah karakter Astrid yang keras kepalanya ampun-ampun dah. Rasanya pengen getokin pakai teflon *barbar*. Berhubung aku belum baca buku #1 dan #2, mungkin karakter Astrid ini bakal aku benci. Yang sudah baca buku #2 akan menemukan kalau Astrid adalah wanita menyebalkan, tapi di buku #3 ini akan dijelaskan alasan Astrid melakukan itu semua.

Karakter Griffin Shaw sendiri membuatku drooling. Dia adalah tipe pria if you want me, come and get me. Dia menggunakan taktik ini untuk membuat Astrid mengakui bahwa wanita itu memiliki darah 'panas'. Lagian si Astrid pakai acara sok-sok dingin sih. Hahahahha... Tapi, kata-kata Griffin ketika dia sangat marah pada Astrid dan mengatakan wanita itu adalah seorang pelacur, membuatku emosi. Grrrrrr.... *lempar high heels*

Untunglah tarik-ulur dan adegan sexy and hot antara mereka berdua cukup membuatku membutuhkan kipas dan bikin perut geli *apa coba ini? Ada yang mengalami hal yang sama?*

en masse...
Surrender to Me adalah novel historical romance yang ringan dan cukup membuatku panas dingin karena Griffin =P Kalau kamu bisa tahan dengan karakter Astrid yang keras kepalanya ampun-ampun, mungkin kamu akan menikmati ceritanya.

And the verdict, the book is...





No comments:

Post a Comment